one in a billion dust

Disclaimer : this is my very first journey written in English. I’m sorry if there’s any hard-to-understand word. I write with my warmest heart to share my unforgettable times . Enjoy peeps 🥰 When I was in High School, I’d never thought before to become a Bachelor in International Relations, or even imagined to be a Social college student. At that time, I was busy with my preparation for national exam and never thought what I want-to-be next year. And now I realized that I’ve ever answered my friend’s question when I was in Middle School, “Where do you want to work?” “At Embassy, perhaps” Without thinking further, I answered it clearly. Every word is a prayer. Maybe it brought me here to become a Bachelor in International Relation ( should be one step closer to the answer ). In 2018, I had my first heartbreaking phase in education. I’m a optimistic type of student and thought that I’d be accepted in my dream major — Accountancty, at Universitas Negeri Jakarta. When I was checking on S

Cantik itu tulisannya bukan K U R U S, tapi juga bukan G E N D U T. Cantik itu P E R J U A N G A N. - Unknown Halove semuanya! Kalimat di atas yang membawa gua untuk bisa cerita tentang perjalanan hidup gua akhir-akhir ini dan bikin gua amazed  sampai sekarang. Yes, I did my diet. Sebenarnya semua bermula dari komentar serta kritikan yang gua dapat dari orang-orang sekitar about my body . Terutama dari kalangan teman dan keluarga hehe pasti kalian pernah mengalami juga deh ya. Beberapa orang bilang kalau badan gua makin besar, bahkan ada yang sampai megang lengan gua dan membandingkan dengan lengan mereka yang ukurannya lebih kecil. It was sooo annoying . Respon dari kita yang mengalami  body shaming  pasti rata-rata hanya cengengesan dan menganggap seolah-olah cuma candaan. But deep inside, come on guys, gua tahu kalau kalian gondok juga tapi gak pengen membuat suasana pertemanan kalian berantakan kan? Selain faktor eksternal semacam itu, kondisi internal badan gua juga sudah lumayan

Halove semuanya! Gue udah hampir setahun ga nulis disini wkwkkw maafkan guys abisan bingung mikir kontennya. Gue adalah orang yang jarang gonta-ganti skincare soalnya guys jadi itu-itu mulu. Termasuk make produk skincare satu ini nih. Hatomugi! Siapa sih yang gatau Hatomugi? Skincare addict pasti tau lah. Hatomugi itu brand Jepang guys, yang terkenal itu tonernya. Banyak yang bingung juga mungkin karena nama Hatomugi kadang berdampingan sama Naturie. Sebenernya sama gak sih? Jujur gue gatau pasti. Tapi gue pernah iseng-iseng searching dan katanya sama. Kalian komen dong kalo tau perbedaan diantara keduanya. Lanjut ya, gue make si Hatomugi ini dari 2018 gara-gara keracunan base twitter wkwwkkw. Gue bingung abisan mau pake hydrating toner apa, jadilah gue beli si hatomugi ini. • Tekstur Hatomugi toner atau lotion ini teksturnya cair ya guys. Orang Jepang rata-rata nyebut toner itu lotion jadi jangan bingung. Baunya gaada. Warnanya itu putih butek kayak aer tajin wkwkwkkwkwk asli dah Tuh

Halove! Udah sebulanan lebih gue ga ngeblog hehe karena percampuran antara rasa males dan juga sibuk sama tugas kuliah padahal konten di otak tuh rasanya full banget. Kali ini, gue mau sharing ke kalian tentang facial wash atau sabun pencuci wajah yang udah gue pake selama berbulan-bulan. Seperti judulnya, produk itu adalah The Body Shop Tea Tree Skin Clearing Facial Wash !!! sumber: google.com 1) Ini tuh apa sih? gunanya apa ? Jadi ini adalah facial wash alias sabun pencuci wajah. Facial wash (yang gue singkat fw ) adalah salah satu basic skincare  yang harus kalian pakai untuk membersihkan wajah kalian sebelum lanjut ke tahap skin care  selanjutnya. Fw  ini cocok banget di kulit gue. Dia mengandung tea tree  yang bagus banget buat absorbing  atau menyerap minyak-minyak berlebih di wajah. Tekstur dari produknya itu kayak gel warna hijau dan busa-nya ga terlalu banyak. Tapi gue selalu pakenya dikit aja. Produk ini juga bisa ngilangin acne blemish  ya walaupun

Satu kata yang selalu gue ucapin ketika membahas topik ini: Hadeh. Ya gimana ya, masalah cantik itu harus putih emang selalu menjadi stigma atau tolok ukur kecantikan wanita yang ada di Indonesia (dan mungkin beberapa wilayah di Asia). Siapa sih yang nyiptain tolok ukur kayak gitu? Kenapa juga harus ada tolok ukur kayak gitu? Apa manfaatnya buat kita ciwi-ciwi yang ada di Indonesia Raya? Ternyata, wacana cantik itu putih udah ada sejak era kolonialisme di Indonesia. Dilansir dari Historia , stigma cantik itu putih juga nggak luput dari iklan-iklan komersial yang seliweran di majalah dan televisi. Stigma cantik itu putih juga ada bumbu-bumbu politiknya ternyata hhmm. Contohnya adalah pada era Soeharto yang mulai membina hubungan baik (lagi)) pasca sikap 'anti-Barat-nya era Soekarno, model-model majalah atau iklan di televisi mulai marak menampilkan wanita-wanita yang rada bule  dan rata-rata punya kulit yang terang. Mulai dari situ produk 'pencerah' kulit mulai mara

Halo semuanya! Sebagai seorang acne-fighter , gue ya lumayan kesel sama yang namanya jerawat. Gimana gak  kesel, setiap hari pasti timbul aja yang namanya jerawat. Ditambah lagi gue punya tipe wajah yang berminyak. Makin subur deh tuh pertumbuhan jerawat di muka gue karena kelebihan sebum  dan sensitif banget kalo udah ada kotoran. Awalnya gue iseng-iseng searching  tentang tahapan skin care yang biasanya dilakuin sama orang-orang Korea xixi dan terdapatlah step  eksfoliasi. Menurut situs alodokter, eksfoliasi wajah adalah salah satu cara untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Selain itu, eksfoliasi juga bermanfaat untuk mencerahkan kulit, menyamarkan kerutan halus dan mencegah pori-pori tersumbat. Selengkapnya kalian biasa pelajarin tentang eksfoliasi itu sendiri, di Google banyak banget kok dan lumayan lengkap. Gue langsung mikir wah berarti tahap eksfoliasi juga penting bagi kulit ! pada akhirnya gue coba cari produk exfoliate  yang cocok untuk wajah gue yang berminyak d